Senin, 09 Mei 2011

Menunggu Senja

Tak ubahanya langit senja yang begitu indah dan menarik untuk selalu dipandangi dikagumi, ku hanya sebatas jiwa yang bisa mengaguminya, tak bisa menyentuh senja itu untuk selalu kusimpan dan kumilki seutuhnya, senja itu telah jatuh kedalam sebuah semesta yang begitu tinggi dan sulit untuk kugapai. Mungkin hanya keajaiban dari roh semesta saja yang akan menjadikannya selalu dalam genggamman tangan ini. Mungkin ku telah menyayangi senja itu sedalam sayangku ini kepada semesta jiwaku sendiri. Namun senja itu mungkin hanya akan menjadi bagian dari hari-hariku yang sendiri ini, mungkin senja tak akan memberikan jiwa senjanya seperti aku memberikan jiwa semesta ini. Senja mungkin pernah melirik untuk membalas apa yang ada di kedalaman jiwa semesta ini, namun mungkin senja tak mau memilihku sebagai jiwa senjanya yang selanjutnya.


" Teruntuk senja, mungkin aku cukup membosankan untuk kau pandangi dikedalaman indahnya dirimu. Namun kau harus memahami apa yang ada dalam jiwa semesta ini, kau tahu aku hanyalah bagian dari sisi gelap jiwa semesta yang tak pernah bisa menjadi warna mempesona, namun jika kau bisa melihat jauh dalam kedalaman jiwa semesta ini kau akan tahu bahwa sisi gelap itu akan menjadi warna mempesona, aku hanya akan selalu menunggu, biarlah waktu semesta yang akan menentukan apakah kau akan menanggapiku sejauh aku menanggapimu, dan senja aku hanya ingin kau tahu aku akan setia sepanjang waktu dan tak akan berhenti memberikan jiwa semesta ini kepadamu, dan senja ku berharap selalu agar kau bisa tergabung melebur dalam semestaku ini yang mungkin jauh berbeda dengan semesta mu yang telah membuatmu jatuh kepadanya sebelumnya."

0 komentar:

  ©Blogger Theme by dims dhif merapi 2011

Back to TOP