Beberapa lama
saya mengamati perkembangan organisasi agama yang ada di Indonesia ini saya
menemukan beberapa hal yang menjadikannya sebuah hal yang tak suci lagi.
Kenapa? Karena pada dasarnya agama adalah sebuah hal yang dianggap suci oleh
beberapa orang, atau mungkin lebih tepatnya agama merupakan hal sangat sakral
dalam kehidupan kita. Ritus ritus suci yang dilakukan kita untuk menghormati atau menyembah kepada yang
menciptakan dunia dan isinya ini telah berjalan lama sekali. Ritus-ritus inilah
yang membuat agama itu menjadi sesuatu yang sakral. Mungkin juga hal lain yang
membuat agama ini menjadi lebih sakral yang belum saya temukan saat ini.
Selain
agama itu sakral, agama itu menurut saya sebenarnya adalah sebuah hasil
kebudayaan yang sangat toleran di dunia ini. Mengapa akhir-akhir ini agama atau
organisasi agama di Indonesia menjadi kurang toleran dan menurut saya kesakralan
itu berkurang drastis.
Agama
adalah sebuah kebudayaan yang banyak dianut oleh manusia didunia ini. melalui
agama kita bisa mendoktrinkan ideologi-ideologi kita atas nama tuhan. Agama menjadi
sebuah alat yang sangat berpengaruh dalam suara politik Indonesia. Melalui
beberapa rekayasa yang dilakukan kita bisa menggunakan agama sebagai sebuah
senjata politil yang sangat tajam dan membunuh.
Agama di
Indonesia digunakan sebagai alat untuk mencari suara terbanyak dalam mencari
suara sebanyak-banyaknya sehingga legitimasi kekuasaan dan politik itu akan
menjadi lebih kuat. Beberapa organisasi Agama digunakan oleh beberapa partai
politik untuk mencari suara terbanyak. Bagaimana ini bisa terjadi, bukankah
agama itu hasil kebudayaan yang sudah menjadi alat. Secara hermeunitis pun
sudah jelas tersirat bahwa agama itu berarti teratur. Dari arti tersebut
tentunya agama ini telah menjadi sebuah alat yang mengatur wilayah-wilayah
tertentu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Ketika agama
ini dijadikan alat politik tentunya sifat yang sebenarnya ada dalam agama itu
menjadi berkurang atau bahakan hilang sama sekali. Agama hanya menjadi sebuah
simbol yang bisa menarik suara sebanyak-banyak suara. Ketika seorang petinggi
politik misalnya ingin menggunakan sebuah simbol agama mayoritas yang ada di
Indonesia kemungkinan besarnya dia akan mendapat dukungan banyak dari penganut
agama tersebut.
Apakah
memang seharusnya agama berjalan seperti itu? Apakah agama hanya akan menjadi
alat politik? Bisa jadi iya dan bisa jadi tidak. Tergantung bagaimana cara
berfikir umat dari agama-agama tersebut untuk menentukan jalan baik seperti
yang diperintahkan agama-agama itu, atau mereka akan memilih untuk mempertahankan
eksistensi agama mereka lewat jalan apapun dan melupakan yang sudah
diperintahkan agama mereka.
Setiap orang
tentu memiliki ideologi dan cara mereka sendiri untuk menterjemahkan agama yang
mereka yakini. Selain itu manusia juga sangat eksistensial sekali, seperti yang
saya dapatkan bahwa orang itu ketika mereka sadar bahwa mereka ini siapa, untuk
apa, bagaimana mereka, seperti apa posisi mereka dalam masyarakat ini merupakan
titk sadar orang akan ke esksisan mereka dalam hiduo ini. Ketika orang
menyadari itu maka mereka akan membawa kepentingan mereka kedalam masyarakat. Sebuah
kepentingan untuk menjadi siapa, bagaimana, dan posisi seperti apa. Dalam kondisi
yang seperti ini manusia mulai mencampur adukan kepentingannya terhadap
kepentingan golongan, organisasi, kelompok sosial atau apalah. Saat inilah
kepentingan organisasi agama itu akan tersusupi oleh ideologi-ideologi
tertentu.
Kelompok
atau organisasi agama sebenarnya sebuah hal yang baik, baik karena mereka
mencoba membangun komunikasi antar umat seagama ataupun umat lintas agama. Namun
apakah ini akan menjadi baik ketika sudah disusupi kepentingan-kepentingan
tertentu dalam perjalanannya. Kita lihat saja akhir-akhir ini beberapa
organisasi agama yang lebih terkenal dengan ormas (organisasi masyarakat) malah
menjadi sebuah pemicu konflik-konflik kecil antar agama, atau ketika mereka
mulai merusak fasilitas umum di Indonesia, selain itu bisa jadi mereka telah
merusak tatanan sosial negara kita.
Beberapa organisasi
agama ini juga sudah mengambil alih peran para aparat negara yang berwenang.
Mereka dengan seenaknya melakukan sweeping
terhadap golongan-golongan tertentu atas nama agama mereka. Simbol-simbol agama
mereka gunakan sebagai alat untuk mendapat pengakuan atas keberadaan mereka
ditengah masyarakat, jadi ketika mereka melakukan sweeping terhadap golongan tertentu mereka tidak akan mendapatkan
sebuah perlawanan yang berarti dan malah sebaliknya mereka akan mendapatkan
dukungan yang sangat besar dari masyarakat. Tak hanya sweeping mereka juga membubarkan acara diskusi atau acara lain yang
mereka anggap tidak sejalan dengan mereka.
Kepentingan
membawa organisasi agama ini kedalam sebuah jurang yang teramat dalam. Jurang yang
siap memangsa mereka.
Selain itu
eksistensi juga merupakan faktor terbesar dalam pergeseran ini. mereka ingin
dianggap bahwa diri mereka ada dalam masyarakat. Menggunakan cara apapu mereka
melakukannya. Apakah muka organisasi agama seperti itu?
Agama
adalah sebuah hasil kebudayaan yang sangat toleran itu sangat masuk akal
menurut saya. Dari beberapa ajaran agama yang telah saya baca semuanya itu
memerintahkan para umatnya untuk membuat sebuah kebaikan kepada umat lain bukan
untuk menyakiti. Hal itu menurutku merupakan hal yang sangat mendasar dalam
ideologi agama. Tapi mengapa agama dan organisasi agama pada khusunya menjadi
kurang toleran pada saat ini? akan menjadi toleran atau tidak itu tergantung
manusianya sadar atau tidak!
Salam Pluralis!!!
Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...