Selasa, 18 Desember 2012


imagination, cofee, kretek, etc

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Rabu, 09 Mei 2012

Masa Lalu Sampai Masa Kini

Rasa haus dan penasaran bangsa belanda akan ilmu pengetahuan telah ada sejak lama. Saya hanya mengambil dua dari banyak ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini untuk menjabarkan rasa haus dan penasaran orang belanda akan ilmu pengetahuan.
 Dulu beberapa orang belanda merasa penasaran akan bagaimana kehidupan masyarakat di Nusantara khususnya Jawa. Menurut mereka kehidupan di Nusantara begitu unik dan aneh. Rasa penasaran muncul dihati mereka, akhirnya mereka mempelajari pola kehidupan yang ada di Nusantara, khususnya Jawa, orang yang mempelajari Jawa ini sering disebut sebagai Javanolog (peneliti Jawa/ahli Jawa). Dalam beberapa buku yang saya baca, mereka berhasil mengetahui bagaimana sistem Kerajaan di Jawa berjalan, bahasa sehari-hari yang digunakan , kelas sosial, sistem perekonomian, dll. Banyak orang bercerita bahwa arsip tentang Jawa di Leiden cukup lengkap, bahkan ada yang bercerita bahwa itu yang terlengkap di dunia.
Selain itu orang Belanda begitu kreatif dan total ketika menuliskan sejarah suatu bangsa, yang saya ketahui kebanyakan mengenai sejarah Indonesia tentunya. Beberapa sejarawan yang berada di KITLV (The Royal Netherland Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies) sangat memiliki pikiran yang sungguh kreatif mengenai bahasan apa yang mereka bawa dalam ranah sejarah itu. Banyak sekali ide-ide baru para sejarawan ini dalam dunia historigrafi Indonesia pada khususnya. Totalitas mereka dalam melakukan penelitian juga tak diragukan lagi.
Salah satu buku editan dari Henk Schulte Nordholt yang berjudul ’’Outward Appearances: Dressing State and Society in Indonesia” merupakan sebuah karya yang menarik bagi seorang sejarawan. Dalam buku itu beberapa sejarawan membahas tentang pakaian yang ada di Indonesia pada zaman Hindia Belanda pada khususnya, dari pembahasannya mengenai pakaian itu dia bisa menganalisa tentang identitas, sistem kelas, hingga pluralisme. Analisis yang kreatif dilakukan oleh sejarawan Belanda dalam buku ini. Harry A Poeze juga seorang sejarawan yang berasal dari Belanda ini memiliki sebuah totalitas yang sangat hebat. Dia menghabiskan hampir separuh hidupnya untuk meneliti seorang tokoh Indonesia bernama Tan Malaka. Beberapa diskusi bersamanya pernah saya ikuti. Dia mengatakan bahwa sudah lebih dari tigapuluh tahun di meneliti Tan Malaka ini. Rasa penasaran untuk menemukan sesuatu hal yang baru yang membawanya kepada penelitian yang cukup panjang ini. Pertanyaan baru selalu muncul dalam kepalanya sehingga dia harus memecahkan masalah yang ada di kepalanya itu.
Sejak dulu orang Belanda memang tak selalu puas dengan apa yang telah mereka teliti atau ciptakan, atau bahkan apa yang sudah diciptakan orang lain. Hal itu membuat diri mereka menjadi penasaran akankah mereka bisa membuat suatu hal yang baru dari apa yang telah ada. Mulai dari javanolog dimasa lalu sampai sejarawan masa kini terus mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan baru dalam otak mereka untuk menjawab rasa penasaran mereka. Mungkin tak hanya dalam sejarah saja orang belanda berpikir begitu. Dalam ilmu selain sejarah saya juga yakin mereka memiliki rasa penasaran yang sangat kuat sehingga membuat mereka selalu bertanya kepada diri mereka sendiri hal baru apa yang bisa mereka lakukan dari bidang ilmu mereka? Tentunya pertanyaan yang muncul dari dalam diri mereka itu akan mengahasilkan ide-ide segar bagi ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini. 

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Senin, 07 Mei 2012

mulai menuliskan ide-ide segar lagi kedalam blog. menulis itu meninggalkan jejak kepada generasi mendatang. catatan yang kita bikin sekarang mungkin akan berguna dimasa depan. dengan menulis juga kita tidak akan hilang dari masyarakat. tulisan itu abadi.


suatu malam di bawah purnama di tempat yang jauh dari keramaian kota. 

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Agama: Politik dan Kepentingan

Beberapa lama saya mengamati perkembangan organisasi agama yang ada di Indonesia ini saya menemukan beberapa hal yang menjadikannya sebuah hal yang tak suci lagi. Kenapa? Karena pada dasarnya agama adalah sebuah hal yang dianggap suci oleh beberapa orang, atau mungkin lebih tepatnya agama merupakan hal sangat sakral dalam kehidupan kita. Ritus ritus suci yang dilakukan kita untuk  menghormati atau menyembah kepada yang menciptakan dunia dan isinya ini telah berjalan lama sekali. Ritus-ritus inilah yang membuat agama itu menjadi sesuatu yang sakral. Mungkin juga hal lain yang membuat agama ini menjadi lebih sakral yang belum saya temukan saat ini.
Selain agama itu sakral, agama itu menurut saya sebenarnya adalah sebuah hasil kebudayaan yang sangat toleran di dunia ini. Mengapa akhir-akhir ini agama atau organisasi agama di Indonesia menjadi kurang toleran dan menurut saya kesakralan itu berkurang drastis.
Agama adalah sebuah kebudayaan yang banyak dianut oleh manusia didunia ini. melalui agama kita bisa mendoktrinkan ideologi-ideologi kita atas nama tuhan. Agama menjadi sebuah alat yang sangat berpengaruh dalam suara politik Indonesia. Melalui beberapa rekayasa yang dilakukan kita bisa menggunakan agama sebagai sebuah senjata politil yang sangat tajam dan membunuh.
Agama di Indonesia digunakan sebagai alat untuk mencari suara terbanyak dalam mencari suara sebanyak-banyaknya sehingga legitimasi kekuasaan dan politik itu akan menjadi lebih kuat. Beberapa organisasi Agama digunakan oleh beberapa partai politik untuk mencari suara terbanyak. Bagaimana ini bisa terjadi, bukankah agama itu hasil kebudayaan yang sudah menjadi alat. Secara hermeunitis pun sudah jelas tersirat bahwa agama itu berarti teratur. Dari arti tersebut tentunya agama ini telah menjadi sebuah alat yang mengatur wilayah-wilayah tertentu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Ketika agama ini dijadikan alat politik tentunya sifat yang sebenarnya ada dalam agama itu menjadi berkurang atau bahakan hilang sama sekali. Agama hanya menjadi sebuah simbol yang bisa menarik suara sebanyak-banyak suara. Ketika seorang petinggi politik misalnya ingin menggunakan sebuah simbol agama mayoritas yang ada di Indonesia kemungkinan besarnya dia akan mendapat dukungan banyak dari penganut agama tersebut.
Apakah memang seharusnya agama berjalan seperti itu? Apakah agama hanya akan menjadi alat politik? Bisa jadi iya dan bisa jadi tidak. Tergantung bagaimana cara berfikir umat dari agama-agama tersebut untuk menentukan jalan baik seperti yang diperintahkan agama-agama itu, atau mereka akan memilih untuk mempertahankan eksistensi agama mereka lewat jalan apapun dan melupakan yang sudah diperintahkan agama mereka.
Setiap orang tentu memiliki ideologi dan cara mereka sendiri untuk menterjemahkan agama yang mereka yakini. Selain itu manusia juga sangat eksistensial sekali, seperti yang saya dapatkan bahwa orang itu ketika mereka sadar bahwa mereka ini siapa, untuk apa, bagaimana mereka, seperti apa posisi mereka dalam masyarakat ini merupakan titk sadar orang akan ke esksisan mereka dalam hiduo ini. Ketika orang menyadari itu maka mereka akan membawa kepentingan mereka kedalam masyarakat. Sebuah kepentingan untuk menjadi siapa, bagaimana, dan posisi seperti apa. Dalam kondisi yang seperti ini manusia mulai mencampur adukan kepentingannya terhadap kepentingan golongan, organisasi, kelompok sosial atau apalah. Saat inilah kepentingan organisasi agama itu akan tersusupi oleh ideologi-ideologi tertentu.
Kelompok atau organisasi agama sebenarnya sebuah hal yang baik, baik karena mereka mencoba membangun komunikasi antar umat seagama ataupun umat lintas agama. Namun apakah ini akan menjadi baik ketika sudah disusupi kepentingan-kepentingan tertentu dalam perjalanannya. Kita lihat saja akhir-akhir ini beberapa organisasi agama yang lebih terkenal dengan ormas (organisasi masyarakat) malah menjadi sebuah pemicu konflik-konflik kecil antar agama, atau ketika mereka mulai merusak fasilitas umum di Indonesia, selain itu bisa jadi mereka telah merusak tatanan sosial negara kita.
Beberapa organisasi agama ini juga sudah mengambil alih peran para aparat negara yang berwenang. Mereka dengan seenaknya melakukan sweeping terhadap golongan-golongan tertentu atas nama agama mereka. Simbol-simbol agama mereka gunakan sebagai alat untuk mendapat pengakuan atas keberadaan mereka ditengah masyarakat, jadi ketika mereka melakukan sweeping terhadap golongan tertentu mereka tidak akan mendapatkan sebuah perlawanan yang berarti dan malah sebaliknya mereka akan mendapatkan dukungan yang sangat besar dari masyarakat. Tak hanya sweeping mereka juga membubarkan acara diskusi atau acara lain yang mereka anggap tidak sejalan dengan mereka.
Kepentingan membawa organisasi agama ini kedalam sebuah jurang yang teramat dalam. Jurang yang siap memangsa mereka.
Selain itu eksistensi juga merupakan faktor terbesar dalam pergeseran ini. mereka ingin dianggap bahwa diri mereka ada dalam masyarakat. Menggunakan cara apapu mereka melakukannya. Apakah muka organisasi agama seperti itu?
Agama adalah sebuah hasil kebudayaan yang sangat toleran itu sangat masuk akal menurut saya. Dari beberapa ajaran agama yang telah saya baca semuanya itu memerintahkan para umatnya untuk membuat sebuah kebaikan kepada umat lain bukan untuk menyakiti. Hal itu menurutku merupakan hal yang sangat mendasar dalam ideologi agama. Tapi mengapa agama dan organisasi agama pada khusunya menjadi kurang toleran pada saat ini? akan menjadi toleran atau tidak itu tergantung manusianya sadar atau tidak!

Salam Pluralis!!!

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Arsitektur dari Waktu ke Waktu

Belanda memiliki masa lalu yang begitu panjang. Tak hanya di Negara Belanda itu sendiri namun juga ketika zaman kolonialisme merajai dunia. Belanda pernah memiliki negeri jajahan di wilayah timur jauh yang disebut dengan Hindia Belanda. Hindia Belanda ini berkedudukan di Indonesia pada saat ini. Hindia Belanda awalnya terbentuk dari kongsi dagang yang bernama VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie). Beberapa tahun VOC ini berada di Nusantara, lalu VOC mengalami kerugian dan Kerajaan Belanda berniat untuk mengambil alih posisi ini.
Saya tidak ingin mengulik lagi bagaimana kehidupan masyarakat belanda di Hindia Belanda, atau kolonialisme seperti apa yang terjadi di Hindia Belanda. Saya hanya ingin membahas bagaimana arsitektur belanda ini ada dari waktu ke waktu, seperti yang ada dalam judul tulisan ini.
Ketika masyarakat Eropa dan Belanda pada khususnya datang ke Indonesia tentu mereka membutuhkan waktu untuk tinggal di Nusantara. Mereka melakukan kegiatan ekonomi yang bersumber pada hasil perkebunan serta perdagangan rempah-rempah. Tentu mereka mutlak harus memiliki tempat tinggal di Indonesia. Mereka pun mendirikan rumah-rumah yang khas dengan gaya mereka, memiliki atap yang tinggi, tembok tebal, jendela yang tinggi pintu yang tinggi. Bangunan itu sering kita sebut sebagai bangunan gaya Belanda.
Atap atau langit-langit yang tinggi, banyaknya jendela yang tinggi-tinggi pula bermaksut untuk membuat rumah mereka terasa lebih sejuk lagi. Karena mereka tak tinggal di wilayah subtropis melainkan wialayah tropis yang cukup panas, suhu terendah diwilayah indonesia rata-rata adalah 22° C itupun suhu terendahnya. Belum cukup sejuk untuk mereka, cukup terasa panas didalam rumah. Secara segi arsitektur orang-orang Belanda sudah sangat kreatif pada saat itu untuk memikirkan bagiamana agar banyak angin yang masuk kedalam rumah dan bisa menjadikannya lebih sejuk lagi. Mereka menginovasikan rumah yang sedemikian rupa sehingga bisa membuat penghuninya lebih nyaman lagi. selain rumah, masyarakat belanda yang ada di Hindia Belanda juga membangun jembatan benteng, atau bangunan-bangunan lain. Bangunan-bangunan itu sampai sekarang masih nampak kokoh menantang alam sekitarnya. Terbukti dari sini bahwa kehandalan dari para orang-orang belanda untuk membangun bangunan pada saat itu.
Terbukti juga pada masa kini beberapa arsitek Belanda memenangkan beberapa penghargaan berskala dunia. Seperti misalnya Herman Hertzberger yang dianugrahi Royal Gold Medal pada tahun ini. Hertzberger telah mengubah cara pandang orang tentang bangunan, baik sang arsitek maupun si pengguna. Konsep yang ia gunakan adalah konsep ruang dan bentuk. Selain itu ada juga Rem Koolhaas yang memenangkan Lifetime Achievement Award dari sebuah biennale di Venezia ini membawa kebaruan dalam dunia arsitektur. Semua kemungkinan dalam arsitektur ia perluas. Hal ini tentu menandakan orang Belanda selalu berpikir kreatif akan suatu hal baru yang harus mereka miliki dan dibawa ke dunia luas melalui ilmu yang mereka pelajari.
Bangunan-bangunan bangsa Belanda yang ada di Indonesia sudah berusia ratusan tahun, bangunan bangunan itu telah melintasi ruang waktu. Bangunan-bangunan Belanda ada dari waktu ke waktu. Bangunan-bangunan lama dan baru dari bangsa Belanda masih berdiri kokoh menjadi saksi kebesaran kreatifitas bangsa ini dalam arsitektur dan desain. Penghargaan yang diraih oleh arsitek Belanda juga tak lepas dari dari kerja kreatif mereka akan hal baru yang dibawa ke dunia arsitektur dan desain.

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

  ©Blogger Theme by dims dhif merapi 2011

Back to TOP