Kamis, 14 Juli 2011

I'm not Religious but the Godless #2

I just wanted to tell me of my anxiety, especially anxiety about the religious life in my country Indonesia. Religious life in Indonesia in recent years, much damaged by several groups that will bring all interest groups, whether political interests, identities and interests of others alone. Damage which I think is very impact at all on our lives, especially the religious life. For example in case of attacks on religious organizations by other religious organizations.
In addition there is one thing that I think is also important to criticize.  In my country, everyone should have religion in accordance with their beliefs,  but there are only six recognized religions. People on the identity card did not fill their religion will be illegal here. The government has a special department also takes care of religious matters. Is when people of religion should be regulated by the state? It was not religion that is everyone's right? Is their religion by force?

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

I'm not Religious but the Godless #1

I think religion is the term, this term is possible because humans need order in their lives. In some research I did this religion aims to make life more orderly. But what if religion is now no longer in control of humans who follow this tradition for religion?

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Rabu, 18 Mei 2011

Turun Hujan

matahari
sebentar lagi hujan
hujan dalam keringnya dunia
yang akan memberi sabda akan roh dunia

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Minggu, 15 Mei 2011

Karnaval Paku Tidar


Karnaval Paku Tidar adalah sebuah acara kirab budaya yang diadakan pada hari sabtu tanggal 14 Mei 2011 , dan bertujuan memberikan pesan perdamaian. Acara ini diikuti oleh berbagai etnis yang ada di Magelang, sebagai kampanye perdamaian. Jika sesuai dengan jadwal acara kemarin dimulai dengan prosesi ritual dan doa di Puncak Gunung Tidar (13.00), dilanjutkan kirab budaya (14.00), diikuti ratusan seniman, mengusung delapan tandu pesan alam dan perdamaian. Di panggung pagelaran Alun-alun (15.00), pagelaran seni budaya tradisional kontemporer, orasi Budaya Gus Yusuf, Wawali Joko Prasetyo, apresiasi sastra dan doa lintas agama. Namun sayang kemarin hujan deras menghalangi kami, sehingga acara agak terhambat. Kebanyakan dari pemain membawa properti yang akan rusak jika kena air, maka mereka harus berhenti sejenak.
Ini adalah beberapa foto dari Karnaval Paku Tidar.




Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Sabtu, 14 Mei 2011

Belum Bisa MenerimaPupus Baru

Pupus itu semakin lama akan tumbuh sebagai pohon yang mencoba memberikan kehidupan untuk pohon. namun pohon sepertinya tak memberikan rasa yang sama kepada pupus itu. pohon terlalu berat menerima pupus barunya dan menyayangi pupus itu. Namun pupus akan selalu setia menunggu dan mencoba melakukan hal yangterbaik untuk menjadikan pohon itu sadar, bahwa dia benar-benar tumbuh untuk mencoba memberikan hal yang terbaik untuk kehidupan pohon. Karena pupus sudah terlanjur tumbuh, dan mencoba untuk tidak layu. Jika memang pohon tak mampu memberikan rasanya untuk selalu pupus itu sehingga tumbuh menjadi daun yang indah, cepat-cepatlah matikan pupus itu!

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Mendung Ini

Kau selalu terlihat sebagai sebuah senja merah yang idah walaupun dibalut awan hitam yang sedang menutupimu itu. Awan mendung itu hanyalah sebuah awan yang ketika dia meneteskan airnya maka mendung itu akan berubah menjadi tetes-tetes yang akan menyegarkan manusia disisi dunia. memang mendung seolah aku ciptakan dari ketidak pekaanku terhadap senja. namun apakah mungkin senja itu akan teru menerus menyimpan mendung yang akan menutupi keindahannya ketika dilihat orang lain. Aku ingin melihat mendung itu beralih menjadi pelangi yang akan menambah keindahan senja. Dan mendung itu apakah mengerti kalau aku menunggunya untuk menjadi tetes air yang menyegarkan.

Teruntuk senja, aku hanya bisa berharap agar mendung itu segera meneteskan air-airnya agar bisa memberi kesegaran pada sisi lain dunia. Aku hanya akan mencoba menjadikan senja seperti biasa agar senja selalu menjadi hal yang terindah mengisi hari-hari gelap ini. Mohonkan pada yang memiliki semesta dan senja agar segera bisa mengahapus mendung itu, atau menjadikan mendung itu sebagai sebuah pelangi yang akan menambah keindahan senja.

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Senin, 09 Mei 2011

Menunggu Senja

Tak ubahanya langit senja yang begitu indah dan menarik untuk selalu dipandangi dikagumi, ku hanya sebatas jiwa yang bisa mengaguminya, tak bisa menyentuh senja itu untuk selalu kusimpan dan kumilki seutuhnya, senja itu telah jatuh kedalam sebuah semesta yang begitu tinggi dan sulit untuk kugapai. Mungkin hanya keajaiban dari roh semesta saja yang akan menjadikannya selalu dalam genggamman tangan ini. Mungkin ku telah menyayangi senja itu sedalam sayangku ini kepada semesta jiwaku sendiri. Namun senja itu mungkin hanya akan menjadi bagian dari hari-hariku yang sendiri ini, mungkin senja tak akan memberikan jiwa senjanya seperti aku memberikan jiwa semesta ini. Senja mungkin pernah melirik untuk membalas apa yang ada di kedalaman jiwa semesta ini, namun mungkin senja tak mau memilihku sebagai jiwa senjanya yang selanjutnya.


" Teruntuk senja, mungkin aku cukup membosankan untuk kau pandangi dikedalaman indahnya dirimu. Namun kau harus memahami apa yang ada dalam jiwa semesta ini, kau tahu aku hanyalah bagian dari sisi gelap jiwa semesta yang tak pernah bisa menjadi warna mempesona, namun jika kau bisa melihat jauh dalam kedalaman jiwa semesta ini kau akan tahu bahwa sisi gelap itu akan menjadi warna mempesona, aku hanya akan selalu menunggu, biarlah waktu semesta yang akan menentukan apakah kau akan menanggapiku sejauh aku menanggapimu, dan senja aku hanya ingin kau tahu aku akan setia sepanjang waktu dan tak akan berhenti memberikan jiwa semesta ini kepadamu, dan senja ku berharap selalu agar kau bisa tergabung melebur dalam semestaku ini yang mungkin jauh berbeda dengan semesta mu yang telah membuatmu jatuh kepadanya sebelumnya."

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Minggu, 08 Mei 2011

Pupus Baru

Pupus barumu telah mulai nampak, namun kau belum begitu yakin akan pupusmu itu, apakah akan menjadi pupus yang bisa sama dengan daun yang kemarin telah hilang. Setiap pupus yang tumbuh itu pasti akan menjadi daun yang tak sama persis dengan pupus yang sebelumnya telah tumbuh, menjadi daun dan layu, kering dan jatuh meninggalkan batangmu.
Jika kau sudah tak merasa yakin pupus itu mampu menjadi daun yang lebih indah maka layukanlah pupus barumu, ganti pupus itu dengan pupus yang baru lagi. Janganlah kau memelihara pupus itu namun dengan penuh prasangka kekecewaan. Karena tumbuhnya pupus itu merupakan sebuah proses alami, proses yang akan menentukan menjadi baik atau mengecewakan. Namun apa kau mau mengikuti proses itu, atau kau benar-benar akan membuat layu pupusmu itu, atau kau tak memperdulikannya dan dia akan layu dengan sendirinya?

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Sigaring Nyawa

Nyawa mungkin hanya menjadi sebuah simbol dalam hidup ini, simbol sebuah kehidupan yang tak pernah berhenti berdetak dalam nada-nada semesta.
Nyawa ini sering dibagi dengan orang yang terkasih yang bisa mendampingi nyawa yang lainnya, nyawa yang lainnya pun juga melakukan hal yang sama jika ada nyawa yang mau membagikannya. Nyawa itu akan melebur jadi satu ketika keduanya telah bisa saling membagi. Nyawa adalah jiwa dari seluruh jagad, jika sudah mampu untuk membaginya banyak hal juga yang bisa dibagikan kepada sigaring nyawa.
Jika belum mampu untuk membaginya maka hilangkanlah nyawa yang sudah mau membaginya itu dari muka bumi, karena nyawa itu hanya merasa setengah hidup dan tak berdaya melawan kehendak dari nyawa yang lainnya yang mungkin belum bisa sepenuhnya membagi. Namun nyawa ini akan setia menanti hingga nyawa yang lainnya bisa melakukan hal yang sama, tak akan berhenti menanti sampai nyawa itu benar-benar telah dihilangkan dari dunia, maka nyawa ini juga akan mencoba untuk menghilang dari dunia.

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Sabtu, 07 Mei 2011

Beda

kau berada di atas langit yang jauh untuk menyentuh bumi, sedangkan akku berada di bumi yang sulit untuk menyentuh langit. Langit tak bisa melihat kegetiran bumi, bumi tak bisa melihat kegetiran langit. Namun tetap saling melengkapi dalam suasana apapun dan dalam kegetiran seperti apapun!

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Perasaan anjing #2

Melolong dalam kepiluan yang tak pernah berakhir. Ku telah menemukan sebuah tempat yang membuatku lebih merasa nyaman tak hidup lagi di jalanan yang dingin itu, namun tak seperti yang kubayangkan. Ku merasa hanya selalu membuat pemilikku sengsara karena hidupku sekarang berada ditangannya. Mungkin juga aku tak seperti peliharaan yang dimiliki olehnya sebelum dia menemukanku kedinganan di sudut jalan. Mungkin hari-harinya penuh penyesalan, menyesal setelah dia menemukanku. Aku mencoba untuk setia menemaninya dalam kondisi seperti apapun, namun mungkin dia benar telah salah menemukanku. Ku hanyalah anjing desa yang yang tak punya hal spesial seperti anjing kota yang mungkin selalu nampak indah. Tapi apakah hanya keindahan saja yang di lihatnya? Apakah dia akan melihat kesetian yang ingin kuberikan padanya.
Untuk kedua kalinya, jika aku bisa membahasakan kepiluan ini kedalam bahasa manusia yang bisa dimengerti olehnya aku ingin berkata, " Aku benar-benar menyerahkan kesetiaan ini, rasa ini, dan semua hal yang kumiliki untukmu, dan aku hanya bisa memberikan semampu tubuh dan pikiran ini. Aku mungkin tak bisa menjadi anjing lain seperti yang kau inginkan. karena inilah aku, aku yang seperti ini bukan seperti yang lain,dan seperti inilah hidupku, maaf jika aku hanya membuatmu menyesal dan kecewa untuk memilikiku."

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Kamis, 05 Mei 2011

Me


the first time, my darl draw my name 
♥ you darl

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Rabu, 04 Mei 2011

Kekuatan Pohon

Pohon yang kutanam akan tumbuh menjadi pohon yang sangat rindang dan kuat bertahan diterpa angin sebesar apapun. Pohon yang kutanam itu menancapkan akarnya sedalam-dalamnya ia mampu. Pohon itu hanya akan mati atau tumbang ketika aku sudah mencabutnya atau memotongnya. Ku hanya selalu berharap pohon ini akan bisa selamanya hidup menemaniku dalam hari-hari yang penuh dengan kesendirian ini.
Pohon ini tak hanya ku tanam untuk diriku saja, tapi untukmu juga, untukmu yang akan menemaniku berada dibawah pohon itu. Ku juga ingin kau memanam pohon yang sama, dan juga tumbuh kuat. Agar pohon yang ku tanam juga tak merasa sendiri.

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Tak Ada Kepedulian

Tulisan ini merupakan sebuah refleksi atas aksi yang dilakukan oleh kawan-kawan yang tergabung dalam komite masyarakat progresif anti komersialisasi pendidikan ( KAMPAK ) yang bertujuan untuk melawan segala bentuk komersialisasi pedidikan.
Pada hari Pendidikan Nasional tahun ini, tepatnya tanggal 2 mei 2011 teman-teman mahasiswa yang peduli akan kebijakan yang dirasa menindas mahasiswa mengadakan sebuah aksi yang dimulai dari bunderan UGM. Aksi tersebut bertujuan melawan kebijakan kampus yang dirasa tidak lagi berpihak sepenuhnya pada pendidikan. Aksi ini juga merupakan kelanjutan dari protes atas dilakukannya kebijakan Kartu Identitas Kendaraan ( KIK ).
Komersialisasi kampus merupakan sebuah bentuk yang menurut saya adalah hal yang akan merusak pendidikan. Hal ini juga tak lepas dari apa yang kita kenal sebagai kapitalisme, saya menyebutnya sebagai sebuah serangan kapitalisme kedalam pendidikan. bagaimana ini tidak terjadi apabila pihak yang seharusnya secara penuh memberikan pendidikan yang mencerdaskan, memilih untuk lebih berpikir bagaimana cara menambah devisa kampus. Dalam salah satu kasus yang terjadi di UGM terkait hal ini adalah Kartu Identitas Kendaraan ( KIK ). Para petinggi kampus, atau jajaran rektorat beralasan bahwa KIK ini bertujuan untuk mengurangi banyaknya kendaraan yang keluar masuk UGM. Alasan yang mereka lontarkan adalah untuk ikut berpartisispasi mengurangi global warming dan faktor keamanan dilingkungan kampus UGM, namun apakah cukup dengan cara seperti itu? Penarikan uang Rp. 1000 yang merupakan bagian dari kebijakan KIK adalah sebuah pembodohan menurut saya. Jika memang itu benar untuk pembiayaan cetak karcis dan yang lainnya, kenapa dari pihak kampus tak pernah ada transparasi dana terkait penarikan uang itu. Selain itu kebijakan ini pun belum dirasa efektif dengan alasan global warming dan keamanan oleh beberapa mahasiswa yang kritis dengan kebijakan KIK.
Mahasiswa yang seharusnya memiliki hak untuk melawan ini pun jarang ikut aksi menolak kebijakan KIK yang dirasa merugikan mahasiswa dan masyarakat sekitar UGM. Dari sekitar 9000 mahasiswa per angkatan, hanya sekelumit saja yang peduli akan kebijakan yang merugikan mereka. Berangkat dari hal ini pula, saya menjadi tidak yakin mahasiswa atau dosen yang ada di UGM kritis terhadap masalah yang ada di sekitar mereka. Memang beberapa sadar, namun apakah kesadarn itu akan berfungsi jika berlaku pada sekelumit orang saja dari ribuan orang? Kesadaran dan kepedulian sangat penting dalam hal ini, sayangnya orang yang bisa sadar dan peduli hanya sedikit saja, hanyalah orang-orang benar-benar memiliki pikiran kritis. Berarti orang kritis saat ini sangat kurang dalam ranah akademis. Akademisi yang ada hanyalah akademisi yang hanya mengamini sistem yang ada, tidak mengkritisi sistem itu apakah jalannya benar dan effektif, dan bukan untuk mengajukan sebuah alternatif sistem yang baru untuk kebaikan dimasa mendatang, namun mereka hanya mengiyakan apa yang sudah ada, yang penting adalah tetap mendapatkan uang dan penghidupan yang layak.
Sungguh sangat sayang jika keintelektualan seseorang hanya akan menjadi keintelektualan yang mata duitan, bukan intelektual untuk bisa mengabdi ke masyarakat dan membuat masa depan menjadi lebih baik lagi. Mereka hanya bercita-cita hidup layak yang tak pernah peduli dengan kesusahan orang lain dan berpikir bagaimana cara untuk mengentaskan kesusahan yang dihadapi orang lain. Apakah hal semacam ini yang akan dicetak oleh perguruan-perguruan tinggi yang berisikan para intelektual dan diharapkan bisa membawa bangsa ini ke dalam masa yang lebih baik dari sekarang?

Bersambung...

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Minggu, 01 Mei 2011

Perasaan Anjing

ku menggonggong dalam dinginnya malam yang tak pernah memberikanku harapan untuk mendatangkan orang yang merawatku. Ku terus berjalan dengan gonggongan yang mungkin tak membuat para manusia itu pilu, namun ini adalah gonggongan sepilu-pilunya dari diriku yang hina.
Ku terpojok di sudut jalan ini,menunggu  hujan reda, buluku yang basah menambah dinginya malam ini. ku melihat seorang yang datang mendekatiku mungkin karena dia peduli. aku dibawanya pulang, buluku dikeringkan, dikasih makan, dirawat dengan baik.
Beberapa hari ku bersama pemilikku yang baru, aku merasa cocok dia untuk menjadi pemilikku, dia begitu baik. ku yakin dia akan menjadi seorang pemilik yang akan menyayangi peliharaannya seperti dia menyayangi suaminya yg belum lama ini entah kemana. maka ku berikan kesetiaan ku sebagai anjing untuk pemilikku yang baru ini.
andai aku bisa menjadi manusia yang sama juga, aku hanya ingin berkata.

"aku memberikan rasa sayang dan kesetiaan ini seutuhnya untukmu, dan apakah kau memberikannya juga, atau hanya kau jadikan teman kesendirian mu, kesendirian yang sedang menerpamu, rasa perih yang membuatmu merasa sendiri pula?"
Namun ku hanya anjing yang selalu setia menjadi temannya dalam kesepian, dan aku sadar bahwa aku mungkin tak dapat kasih sayangnya seutuhnya, karena masih banyak manusia yang siap untuk berada disampingya.

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

For You

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Refleksi Pohon

Tak ubah pohon yang sedang tumbuh, kau menumbuhkan pupus hijau daun baru yang akan memberikanmu kehidupan, kau juga menancapkana akarmu sedalam tanah agar kau kuat berdiri dengan tegak melawan dunia ini. Suatu ketika pupusmu yang telah layu itu jatuh dan mulai mengering dan mulai membusuk meninggalkanmu. Kau tetap harus menumbuhkan pupus barumu, namun kau benar-benar masih teringat dan tak ingin berpisah dengan pupus pertamamu karena itu merupakan nafas pertama yang memberikanmu banyak harapan dan kenangan. Kau mungkin tak kan pernah lepas dari daun yang telah jatuh membusuk meninggalkanmu. Namun kau juga harus mencoba untuk menjaga, menyayangi atau tidak menyakiti pupus barumu yang baru saja tumbuh, karena mungkin dia adalah nafasmu.
Banyak kenangan dan arti yang telah ditinggalkan oleh daun yang entah kemana perginya, semua itu telah berlalu, kau harus menatap apa yang ada pada dirimu sekarang. Apakah kau akan tega membuat sakit dan membuatnya selalu menangis? Apakah kau merasakan sakitnya jika pupus itu tahu bahwa dalam sel yang mengealir di batangmu bukan untuk pupus barumu itu namun sudah terbagikan untuk pupus yang lainnya?

kadang kita harus membuang sesuatu dari hidup ini untuk menatap kedepan dan membuatnya menjadi lebih baik.

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Jumat, 29 April 2011

teruntuk semua semesta dalam jiwaku.

kupandangi poros antara matahari dan bulan, mereka merupakan pasangan yang bisa menghiasi bumi ini sehinga kita bisa hidup dalam bumi. namun kenapa bulan itu memiliki bercak hitam yang mungkin membuat berat hati dari si matahari? apakah matahari masih bisa menerimanya?

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Rabu, 27 April 2011

teruntuk kepedihan dibatas senja

Matahari itu meredup seraya mataku yang juga meredup karena lelahnya hari ini, lebih meredup lagi ketika aku telah membuat seseorang  lagi terhadap diriku. Ku pandang matahari seolah menambah kecepatan terbenamnya, dan membuat hatiku semakin gelap lagi. Bulan baru pun tak pernah menampakan garis keilnya untuk memberikan sebuah penerangan. Ku hanya menatap pohon besar di sudut tempat ini, aku hanya akan termangu dan seperti biasa air mata ini tertetes tak tentu arah. Aku merasa telah sangat bersalah kepadanya. Namun sepertinya maaf itu tak cukup lagi, air mataku seolah membuat pohon tempatku termangu seolah memelukku dan membisikan sebuah kata, “ bisikanlah maafmu itu dengan lebih dalam lagi dan titipkanlah bisikmu itu kepada angina yang berhembus itu, dan angina akan mengirimkannya langsung ke orang itu”

Tanpa tersadar aku mengikuti saran dari pohon itu dan kubisikan sebuah kata dari kedalaman hati ini

 “ teruntuk cahaya dibatas senja, aku hanya bisa meminta maaf atas kesalahanku yang telah membuatmu mungkin kecewa dengan hari ini, hanya itu yang bisa ku sampaikan. sebenarnya aku sangat ingin merasakan pudding yang telah kau buat jika kau berkenan” 

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Selasa, 19 April 2011

teruntuk pena dibatas kata.


aku melihat semesta yang menjelma menjadi dirimu, semesta yang saelalu melekat pada diriku, apakah juga akan menjadi jiwa ku, karena semesta juga telah memilihmu?

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Jumat, 15 April 2011

teruntuk kepedihan dibatas kata.

aku tak ubahnya anjing yang tak mempunyai tuan, berjalan memutar tak tentu arah, mencari dan menunggu siapa yang akan memberiku makan. Menggonggong pilu mencari perlindungan.

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Rabu, 02 Maret 2011

Munculnya Gerakan Islam Radikal-Fundamental 1990-an

Gerakan Islam Indonesia saat ini diwarnai dengan gerakan Islam radikal-fundamental. Gerakan ini mulai muncul secara terbuka pada tahun 90-an. Gerakan ini cukup banyak peminatnya, mulai dari kalangan mahasiswa, pelajar dan kelompok terdidik lainnya.
Pada tahun 70-80an pemerintah bersikap keras pada kelompok-kelompok ini. Jika muncul gerakan Islam radika-fundamentalis sekecil apapun akan diberantas oleh pemerintah. Karena pemerintah beranggapan bahwa gerakan ini dapat mengancam keutuhan negara pada saat itu. Namun kasusnya menjadi berbeda ditahun 90-an. Saat itu Soeharto mulai kehilangan kepercayaan dari kalangan militer dan juga klongomerat. Sehingga Soeharto harus merubah strategi politiknya, yang sebelumnya cenderung meminggirkan Islam sekarang mulai membuka ruang untuk Islam, agar pendukungnya kuat kembali. Hal semacam ini membuka peluang untuk ormas Islam yang tadinya bergerak diam-diam menjadi lebih terang-terangan.
Gerakan islam ini mengalami perubahan yang cukup signifikan pada tahun 90-an. Ditahun 80-an gerakan radikal-fundamental ini bertindak lebih hati-hati dan bergerak dengan menyusupkan aktivis mereka ke beberapa lembaga pendidikan untuk melakukan dakwah terkait ideologi mereka. Pada saat itu hampir semua kelompok studi Islam mahasiswa telah dimasuki oleh aktivis mereka. Tidak terlewat juga lembaga pendidikan taman kanak-kanak juga dipegang oleh mereka. Walupun saat itu juga sudah muncul gerakan radikal-fundamental yang terang-terangan juga, sebagai contoh adalah peristiwa Talangsari Lampung ( 1982 ), Haur Koneng ( 1985 ), Tanjung Priok ( 1984 ). Namun gerakan ini jauh berbeda dengan gerakan yang muncul pada tahun 90-an, walau berakar pada gerakan sebelumnya.
Pada 90-an gerakan ini mengalami perubahan mendasar dalam hal format dan strategi. Gerakan ini tak hanya terang-terangan, namun juga sudah menggunakan asas Islam sebagai dasar organisasi. Gerakan merka juga mulai konkret, seperti latihan militer dan juga kekerasan juga tekanan terhadap masyarakat. Gerakan ini semakin leluasa ketika tumbangnya rezim Soeharto tahun 1998. Peran aparat negara pada saat itu hingga sat ini sangat lemah, sehingga mereka seolah peran aparat negara diambil alih oleh gerakan ini. Mulai dari masalah perjudian, minuman keras, konflik antar masyarakat. Gerakan ini menjadi contoh gerakan Islam radikal-fundamental saat ini.
Silakan dikritisi.

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Selasa, 22 Februari 2011

Apa Salah Kami?

Kami memang bebas dari pembunuhan masal yang terjadi tahun 1965-1966, tapi kami tidak akan “dibebaskan” untuk benar-benar mendapatkan kebebesan kami.
Suamiku telah berangkat ke Tiongkok pada pertengahan September 1965 bersama kelompoknya. Aku tak tahu apa-apa saat itu, kenapa suamiku harus meninggalkan keluarga kami saat itu. Aku baru mengetahuinya setelah jam malam diberlakukan pada tanggal 1 oktober 1965. Sehari sebelum diberlakukannya jam malam itu telah terjadi kudeta yang mengkambing-hitamkan PKI, suami saya memang berafiliasi penuh dengan PKI, saya bisa memaklumi ketika dia harus meninggalkan kami.

Aku juga memiliki hubungan dengan PKI, saat itu aku juga bergabung dengan gerwani. Gerwani ( gerakan wanita indonesia ) merupakan sebuah organisasi perempuan yang didirian pada tahun 1954. Organisasi ini memperjuangkan hak-hak kaum perempuan dan juga mendirikan taman kanak-kanak, kursus kebidanan dan juga baca-tulis. Gerwani tidak sepenuhnya memiliki afiliasi dengan PKI namun dimaksudkan sebagai lembaga perempuan partai. Setelah terjadi kudeta organisasi ini pun menjadi sasaran kekejaman dengan dalih telah mengembangkan perzinaan dan memprovokasi perempuan untuk meninggalkan pekerjaan mereka dalam keluarga. Jadi semua anggota gerwani saat itu pun ditangkap dan masuk penjara, tak terkecuali aku.
Anakku yang paling besar kala itu duduk dibangku SMA, sehingga dia aku beri tugas menjaga adik-adiknya walau pada akhirnya mereka aku titipkan di tempat saudaraku sementara saya harus menikmati hidup di balik jeruji besi. Aku tak pernah diizinkan keluar dari sel. Aku dan teman-teman sesama gerwani tidur di sebelah kamar mandi yang bocor. Kondisi sel kami sangat memprihatinkan, makanan yang kami terima pun tidak layak, kadang sayurannya masih kotor jika itu sayur kangkung maka masih ada batang serta serabut akarnya. Karena saya masih dalam proses penyembuhan sakit yang ku derita sebelumnya maka kondisiku pun semakin memburuk kala itu.
Sel yang aku tempati bersebelahan dengan sel para tapol itu. Sering kali saya melihat bahwa mereka dipukuli, disetrum, atau diintimidasi ketika mereka diinterogasi. Saya tak tega melihat para tapol itu yang disuruh keluar dari sel mereka, lalu ditendangi atau dicambuki dengan ikat pinggang tentara, walaupun saya juga sama susahnya tapi saya merasa mereka lebih sengsara. Terakhir kali juga aku melihat temanku yang berstatus tapol tersenyum kepadaku, aku tak tahu sekarang nasibnya seperti apa, yang aku tahu dia dipindahkan ke tempat lain.
Aku selalu bertanya dan mungkin tak akan berhenti bertanya, apa salah yang kami perbuat, sehingga kami harus menanggung beban dosa ini selama hidup kami. Kami tak pernah terlibat dalam perlakuan kejam apapun, hanya beberapa orang saja yang terlibat dalam beberapa peristiwa “itu”, kenapa kami semua harus menanggung akibatnya?

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Selasa, 15 Februari 2011

PKI Juga Punya Agama

Siang itu sedang ada diskusi yang salah satu pembicaranya merupakan orang yang kritis dengan gerakan kiri di Indonesia. Diskusi berjalan begitu menarik, cukup banyak mahasiswa yang antusias mengikuti acara tersebut. mereka cukup tertarik mungkin karena diskusi ini sedikit menyinggung mengenai kudeta yang terjadi pada tahun 1965.
Semakin lama diskusi itu menjadi semakin serius namun tetap mengasyikan, entah suasana itu dibentuk oleh si pembicara atau dari peserta sendiri yang membentuk suasana serius tapi mengasyikan. Tibalah sesi tanya jawab, waktu itu moderator mengajukan untuk memberikan kesempatan untuk tiga penanya, penanya pertama lebih banyak mengomentari isi dari diskusi tersebut, sedang penanya kedua mungkin memliki pertanyaan yang tidak pantas atau mungkin pertanyaan yang sangat bodoh untuk level mahasiswa sejarah.
Si penanya ini baru saja menyelesaikan penelitiannya yang juga terkait dengan peristiwa 65, dia merupakan mahasiswa jurusan sejarah salah satu universitas favorit di Yogyakarta dan terhitung lulus dengan predikat Coumloude. Banyak orang pasti akan berpikir bahwa anak ini begitu cerdas, namun tunggu dulu. Ketika tiba saat dia untuk bertanya, pertama dia menceritakan masalah penelitiannya itu, lalu dia bertanya seperti ini " kok  PKI itu punya agama? Setahu saya PKI kan tak punya agama, dari penelitian yang saya lakukan ternyata banyak komunis yang punya agama kok". Pemateri pun tercengang dengan  pertanyaan seperti itu, saya pun begitu kaget begitu dia tanya pertanyaan yang seperti itu.
Jika saat itu saya boleh menanggapi saya pasti akan kembali bertanya kepada orang itu, hidup di zaman apakah anda itu? Karena pada saat ini cukup lucu membicarakan bahwa PKI itu tak memiliki agama. PKI tak menpunyai agama hanyalah rekayasa yang digembor-gemborkan oleh orde baru sebelum rezim ini runtuh, agar PKI terlihat sebagai sebuah oraganisasi yang kejam dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga dan membuat masyarakat mebenci oraganisasi ini dan PKI tidak akan tumbuh lagi dalam kehidupan masyarakat kita. Pemikiran yang telah menjadi pedoman umum dalam masyarakat kita ini ternyata salah besar. Dalam beberapa cerita mantan tapol ( tahanan politik ) yang saya baca mereka pun punya agama kok, dan sudah sejak SD saya menyadari bahwa orang-orang PKI itu memiliki agama, walaupun guru saya tetap mengajarkan bahwa PKI itu begitu kejam dan tidak beragama.
Dalam beberapa sumber yang saya temukan, PKI hanyalah sebuah partai politik yang memiliki paham komunis. Dari sumber-sumber yang saya dapatkan juga tidak pernah ada yang mengatakan bahwa jika masuk PKI harus tidak memiliki agama, namun sumber resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah orde baru memang PKI tidak mempunyai agama. Tapi pada saat ini kan sudah banyak sumber lainnya yang membahas PKI ini melalui perspektif lain. Apakah mahasiswa saat ini khususnya sejarah tak bisa berpikir lebih kritis lagi mengenai kasus ini. Mungkin jika orang dari luar wilayah sejarah yang tak pernah baca buku, ataupun orang awam itu merupakan hal yang biasa saja, karena pikiran mereka masih terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran orde baru.
Seharusnya sekarang sudah banyak orang yang tidak menanyakan bahwa PKI itu tidak memiliki agama. Karena sudah banyak keluar buku-buku sejarah alternatif. Sudah menjadi tugas mahasiwa sejarah pula untuk mensosialisasikan bahwa orang-orang PKI itu memiliki agama. Sehingga luka yang ditinggalkan oleh orde baru terhadap orang-orang bekas PKI ini terus berkurang, dan membuat pandangan negatif terhadap PKI yang berlebihan juga mulai berkurang. Jadi ayo buat perubahan mulai dari lingkungan sekitar kita!

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Jumat, 11 Februari 2011

Sekelumit Kisah Orang Eksil

Tahun 1965 Indonesia sedang mengalami prahara politik yang merenggut ribuan nyawa manusia. PKI dijadikan kambing hitam dan dicap melakukan sebuah kudeta. Orang-orang yang dianggap berafiliasi dengan PKI dan dianggap Soekarnois memiliki nasib tak menentu.

Sore itu dipinggir pantai di Colombo ( Sri Lanka saat ini ) nampak dua orang sedang bebicara dengan serius. Mereka berdua bukan merupakan orang asli Sri Lanka ataupun India walaupun salah satu dari mereka memiliki warna kulit yang hampir sama dengan penduduk sekitar. Mereka adalah M. Ali Chanafiah, duta besar Indonesia untuk Sri Lanka dan Karobin, duta besar Uni Soviet untuk Sri Lanka.

Ali Chanafiah merupakan orang yang berafiliasi terhadap PKI, mungkin jika dia pulang ke Indonesia penjara dan penyiksaan telah menantinya. Karena tak ingin mengambil resiko, akhirnya dia mencari suaka ke pemerintah Soviet. Di Colombo di mulai menimbang-nimbang senjakala hidupnya sebagai warga negara Indonesia yang terhormat dan memulai perjalanan hidupnya yang tak ia ketahui berakhir seperti apa.

Ali Chanafiah adalah satu dari ribuan orang eksil, yaitu orang yang ada dalam pembuangan atau pengasingan. Kebanyakan dari orang eksil itu merupakan intelektual yang dikirim keluar negri untuk kepentingan belajar ataupun diplomasi. Sebagai sebuah negara yang baru merdeka, Indonesia perlu mengejar ketertinggalannya. Indonesia memerlukan banyak intelektual untuk menyetarakan kekuatan ekonomi-politik-budaya dengan negara-negara berdaulat lainnya.

Namun siapa tahu arah sejarah di masa depan? Sebuah kudeta yang mengkambing-hitamkan PKI terjadi di akhir September 1965. Peta politik pun berubah. Soeharto naik kekuasaan. PKI dan semua yang berhubungan dengannya diberangus. Termasuk orang-orang yang tugas kenegaraan, belajar dan bekerja di luar negri yang dianggap berafiliasi dengan PKI atau dekat dengan ideologi soekarno. Harapan bisa berguna bagi bangsa pun pupus, keahlian yang mereka miliki pun harus dibuang jauh dari ingatan bangsa ini.

Karena mereka tak bisa berhubungan langsung mereka seakan berada dalam ruang sempit. Mereka tidak berada pada penjara riil yang mengurung mereka, namun mereka tidak bisa berhubungan dengan negara mereka sendiri. Sekalipun hidup di dunia dan negeri yang baru itu, jiwa mereka tetap berada di dunia dan negeri yang lama, yaitu Indonesia. Hal ini menciptakan suatu efek psikologis berupa tercerabut dari tanah asal dan tak pernah tertanam di tanah baru. Secara fisik mungkin mereka nampak sehat, namun secara batin mereka pasti mengalami sebuah siksaan yang lebih berat dari penjara itu sendiri.

Orang yang memiliki kecerdasaan itu terpaksa harus menerima pekerjaan apapun untuk bisa bertahan hidup. Menjadi opas kantor, membuka restoran, bekerja di pabrik sebagai buruh, dan kalau lebih beruntung mengajar di Universitas. Mereka mungkin tak bisa lagi menerapkan ilmu yang mereka miliki sebagaimana mestinya. Selain harus menerima pekerjaan apa adanya, mereka juga harus siap berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Ketika mereka tak bisa mendapatkan suaka politik di sebuah negeri atau suaka politiknya dicabut, mereka harus mencari dan terus berjalan sampai ada yang menerima mereka.

Sebagai generasi muda, kita layak mempertanyakan kenapa bagian dari sejarah kebangsaan kita ini dihilangkan? Pada generasi yang lebih tua kami mempertanyakan persoalan ini. Mereka layak memberikan jawaban memadai kenapa hanya sedikit di antara kami yang mengerti sejarah yang telah dilenyapkan oleh rezim Orde Baru tersebut? Ataukah generasi yang lebih tua itu telah mengabaikan pesan Soekarno dalam pidatonya di akhir dekade 60-an: Jangan sekali-kali melupakan sejarah?!

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

Minggu, 30 Januari 2011

Si Kancil dan Kelicikan Birokrasi

Teringat sebuah kisah ketika saya masih kecil yaitu cerita Si Kancil. Ketika dan sampai sekarang say belum tahu persis cerita it diciptakan hanya sebagai sebuah dongeng pengantar tidur atau sebagai cerita tentang kecerdikan Kancil dalam mengelabui hewan yang lebih kuat darinya ataupun Pak tani penanam ketimun. Namun sekarang saya mempunyai persepsi lain mengenai cerita Kancil ini.

Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan diri untuk pergi ke desa-desa yang ada disekitar rumah saya di lereng Merapi. Ketika itu saya bertanya kepada beberapa orang tua yang ada di desa saya mengenai cerita ini.Saya ingin tahu kapan cerita kancil ini mulai muncul. Jawaban mereka rata-rata berkisar pada masa penjajahan, karena ketika orang yang saya tanyai itu masih kecil ( sekarang berumur kurang lebih 70 tahun ) cerita itu telah di cerikan kepada dirinya.
Saya mulai berpikir ala seorang ilmuwan canggih mengenai cerita ini. Setelah saya berpikir berhari-hari saya menemukan ingin memutuskan bahwa cerita Kancil bukanlah cerita yang dibuat hanya untuk anak kecil saja, melainkan sebuah kritik secara tidak langsung atas kelicikan pemerintah yang sedang berkuasa pada saat itu. Ilmu mengira-ira saya mengatakan cerita itu sanagat erat kaitannya dengan kritik-kritik terhadap rezim yang berkuasa. Misalnya ketika kancil membohongi gajah yang harus bersembunyi pada sebuah lubang dan sigajah tak bisa lagi kembali keatas. Cerita ini bisa saya ibaratkan ketika zaman jepang dimana orang jawa yang harus masuk bunker atau tempat perlindungan yang lainnya ketika mendengar suara pesawat, namun jepang memiliki maksud lain ketika orang kita sedang bersembunyi itu. Bisa juga di jadikan kritik pada zaman orde baru, kala itu pemimpin yang saya ibaratakan sebagai kancil bisa berkuasa begitu lama karena kelihaiannya dalam memanfaatkan situasi sehingga bisa mengalahkan rakyat yang saya ibaratkan sebagai gajah.

Pada masa-masa seperti penjajahan ataupun orde baru, jika kita mengkritik pemerintahan saat itu memang penjara atau penculikan sudah siap menampung kita. Bahkan tulisan yang merupakn cerita pendek ataupun novel yang didalamnya berisi kritik yang berbahaya pun tak boleh beredar dimasyarakat. Mungkin si Si Kancil ini sarana yang bisa saja menjadi sebuah kritik terhadap kelikikan birokrasi yang ada. Karena jika kita tidak benar-benar memperhatikan dan kritis terhadap cerita ini kita bisa saja berpendapat bahwa itu hanyalah fabel untuk anak-anak kecil saja. Menurut kacamata saya cerita ini lebih dari itu semua.

Waos Sedoyo,Baca Selengkapnya,Read More...

  ©Blogger Theme by dims dhif merapi 2011

Back to TOP